WISATA BLORA : PETILASAN MAKAM SUNAN POJOK BLORA

19.00 Unknown 0 Comments

Makam Sunan Pojok terletak di jantung Kota Blora dekat dengan Alun-Alun Kota Blora, tepatnya berada disebelah Utara Pasar Kota Blora, sangat strategis dan mudah dijangkau baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Menurut data inventaris Kepurbakalaan dari Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Blora serta hasil dari pendapat sebagian tokoh masyarakat mengenai data-data makam para tokoh Pemerintahan dan Keagamaan pada waktu dulu, merupakan awal mula pemerintahan di Kabupaten Blora. Barangkali dari sini dapat digambarkan asal mula Kabupaten Blora. Makam Sunan Pojok adalah Makam Pangeran Surobahu Abdul Rohim. Sebelumnya beliau adalah seorang perwira di Mataram yang telah berhasil memadamkan kerusuhan di daerah pesisir utara atau tepatnya didaerah Tuban, sekembalinya dari Tuban diperjalanan beliau jatuh sakit dan meninggal dunia di Desa Pojok Blora,

Menurut seorang ahli makam, Mbah Sobib dari desa Bugel Menganti, Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara, Pangeran Surobahu Abdul Rohim juga punya nama kecil yaitu Benun ( Mbah Benun ). Karena jasa-jasa Sunan Pojok, maka putranya yang bernama Jaya Dipa diangkat sebagai Bupati Blora yang pertama ( Dinasti Surobahu Abdul Rohim ), setelah wafat digantikan oleh putranya yang bernama Jaya Wirya, Kemudian oleh Jaya Kusumo. Keduanya, setelah wafat dimakamkan dilokasi Makam Pangeran Pojok. Kauman. Mkam Sunan Pojok sering dikunjungi/ diziarahi oleh banyak masyarakat pada malam jumat kliwon pon, setiap kegiatan Khoul tanggal 27 Suro ( Tahun Jawa ), serta pada saat Hari jadi Kab. Blora , dan dilaksanakan tanggal 10 Desember. 
Sumber : Berbagai Sumber

0 komentar:

WISATA BLORA : SITUS CAGAR BUDAYA PURWOSUCI KEDINDING, KEDUNGTUBAN

18.59 Unknown 0 Comments

Kawasan ini dapat dikategorikan sebagai kawasan wisata spiritual dan arkeologis.  Merupakan sebuah situs cagar budaya yang terletak di Dukuh Kedinding, Desa Ngraho, Kecamatan Kedungtuban sekitar 43 Km ke arah tenggara dari Kota Blora, tepatnya di puncak sebuah bukit kecil, tidak jauh dari situs prasejarah yang terletak di bawahnya.

Secara astronomis, situs Purwosuci berada pada 07° 08′ 50,7″ LS dan 111° 3018,0″ BT.  Mudah dijangkau kendaraan roda dua ataupun roda empat sampai ke jalan desa, serta jalan kaki sambil menikmati pemandangan alam untuk mencapai ke makam dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 500 m karena letaknya berada di puncak perbukitan..

Sumberdaya arkeologi di desa ini meliputi dua situs yang berasal dari kurun waktu yang berbeda, yaitu masa prasejarah dan masa Islam.

Lingkungan situs berupa tegalan yang secara aktif digarap oleh penduduk, dimana pernah ditemukan fosil hewan purba dan budaya manusia purba berupa alat serut dari bahan batu balsedon. Fosil dan budaya manusia purba tersebut berada di lingkungan endapan pasir dengan struktur silang siur di atas lapisan pasir konglomeratan yang merupakan teras sungai. Secara umum, situs yang secara keruangan sangat terbuka ini tidak tampak adanya perawatan maupun perlindungan khusus.

Sedang secara geografis Desa Kedinding berada di lembah dari dua bukit yang berbeda, yaitu Gunung Purwosuci dan Gunung Kedinding.  Di kedua lokasi tersebut, terdapat situs spiritual  yang berbeda sifat mitologisnya yang cukup terkenal dan hingga hari ini masih secara rutin diziarahi oleh masyarakat se-Kabupaten Blora. Makam Purwosuci berbentuk batu dengan ukuran halaman makam ± 49 m berada diatas perbukitan. Bangunan makam dibelilingi oleh dua lapis pagar khas era kerajaan Jawa kuno. Pagar luar berukuran 11 m X 8,80 m dibuat dengan batu-batu berukuran bolder dengan spesi pasir, gamping, dan semen merah.

Sementara pagar dalam berukuran 5,5 m X 4 m dibuat dengan bata berspesi pasir, gamping, dan semen merah. Walaupun telah rusak namun kekunaan makam masih tampak cukup jelas. Jirat makam dibuat dengan balok-balok batu putih, dan pada salah satu makam (sebelah barat) pada bagian sudut dasar jirat dilengkapi dengan ornamen berbentuk seperti antefiks candi. Sementara nisannya terbuat dari batu berbentuk empat persegi panjang dan selalu yang ditutupi/dibungkus dengan kain putih.

Menurut informasi juru kunci makam (plawangan) yaitu P. Rois, tokoh yang dimakamkan di Lokasi ini adalah Hadiwijaya dan istrinya Puspasariraji. Hadiwijaya adalah Tumenggung Panolan semasa Arya jipang (Arya Penangsang). Namun, menurut sumber lain,  makam Purwo Suci adalah makam seorang Adipati Panolan sesudah Ario Penangsang bernama Pangeran Adipati Noto Wijoyo. Di dalam halaman tersebut juga terdapat makam Nyai Tumenggung Noto Wijoyo. Karena jasa-jasanya yang sampai saat ini masih dikunjungi masyarakat untuk tujuan tertentu bahkan pernah dipugar oleh Bupati Blora pada tahun 1864 dengan memakai sandi sengkolo, Karenya Guna Saliro Aji (1864). . Sedangkan di Gunung Kedinding kemungkinan merupakan pagar dari petilasan yang sekarang telah runtuh termakan zaman. Lokasi petilasan disekelilingnya ditumbuhi jenis pohon rimba yang berusia tua dan berdiameter besar dengan kondisi penutupan tajuk yang rapat.
 


Makam Purwo Suci bisa diakses dengan kendaraan roda empat sampai ke jalan desa, dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh sekitar 500 meter. Sepanjang perjalanan kita akan ditemani pemandangan alam yang hijau dan asri. Kebun-kebun petani pun telihat sedap dipandang. Sebagian besar petani bertanam ketela pohon dan membuat kita seolah berada di perkebunan di luar daerah Blora.

Sekitar pertengahan tahun 2013 kompleks pemakaman ini mendapat renovasi. Kini makam tidak berada di tempat terbuka melainkan pada sebuah pondok kecil yang dikunci. Hal ini dapat dipahami karena banyak sekali pengunjung yang merusak makam. So... cintai warisan leluhur yaa ... tangannya jangan nakal.

Saya dan kawan-kawan sering sekali hangout ke tempat yang satu ini sekedar untuk hangout atau bahkan kegiatan organisasi.


Lovalia : Berbagai Sumber

0 komentar:

WISATA JAWA TIMUR : WISATA RELIGI DI MASJID AGUNG TUBAN

23.51 Unknown 0 Comments

Bukan lagi jualan sandal

Megah Penuh warna
Satu lagi yang menarik dari wisata religi di Tuban adalah mendatangi masjidnya. Masjid Agung Tuban terletak tidak jauh dari alun-alun komplek makam Sunan Bonang dan Museum Kambang Putih. Jangan lupa melancong ke sini! Masjidnya itu subhanallah, indahnya berbeda dengan masjid pada umumnya. Warna warni ada merah, pink, kuning , biru, hijau, putih, hitam cokelat ahhh pokonya kereeennn.
Seperti biasa ketika saya mengunjungi tempat yang luar biasa yang saya cari adalah prasasti sejarahnya. Hmm ternyata awal Masjid Agung Tuban berdiri pada saat Tuban diperintah oleh Raden Ario Tedjo (Syeh Abdurrahman), belum diketahui secara pasti. Pada tahun 1894 saat Tuban diperintah oleh Kusumodigdo Masjid ini mengalami renovasi. Hingga tahun 1985-2004 Masjid Tuban juga mengalami renovasi di beberapa bagian.

Menurut keterangan arkeolog, masjid ini telah mengalami perombakan. Namun sayangnya arsitektur lama yang merupakan kekhasan dari Masjid Tuban tidak dipertahankan dan diubah hingga menjadi seperti saat ini. :( Tapi nggak apa-apa tetap megah dan indah kok.


0 komentar:

WISATA JAWA TIMUR : PANTAI BOOM TUBAN

23.33 Unknown 0 Comments

Ahad, 24 Agustus 2014.
Satu minggu setelah perayaan Proklamasi di Puncak Lawu, hari ini saya, Sunti, Gresninda dan Alfin akan berpetualang ke Kota Seribu Goa. Di mana ??? Yuuppsss .... Tuban !

Rencananya nanti kita akan mengunjungi bebrapa objek wisata sekaligus. Dan kali ini agak beda dari biasanya karena kita nggak akan lewat jalur aternatif alias blusuk - blusuk. Lewat yang normal aja lah ya.... Cepu - Bojonegoro - Tuban. Oke guys, langsung aja nih petualangan kita yang pertama sasarannya adalah Pantai Boom !!!

Tuban memang memiliki beberapa objek wisata yang cukup bagus untuk dikunjungi. Kabupaten di Jawa Timur ini selain menjadi salah satu tujuan wisata walisongo, dengan makam Sunan Bonang-nya, juga memiliki objek wisata berupa pantai yang cukup indah, namanya Pantai Boom.
Kabupaten Tuban yang berada di pesisir utara Pulau Jawa ini memang memanfaatkan keindahan pantainya sebagai objek wisata. Pantai Boom sendiri terletak di lokasi yang sangat strategis. Letaknya berada tidak jauh dari alun-alun kota membuat pantai ini sangat mudah dijangkau oleh kendaraan apapun.
Jawa Timur , Pantai Boom Tuban Jawa Timur : Wisata Pantai Boom Tuban
Pintu masuknya aja udah keren banget
Kalau kamu berwisata ke Pantai Boom Tuban, kamu akan menemukan pintu masuk pantai yang berbentuk seperti layar perahu dan menjumpai hamparan taman. Di sebelah kanan dan kiri taman bagian depan ini terdapat dua bangunan berbentuk pendapa dengan prasasti berada di dinding Bangunan.

Prasasti tersebut berkisah tentang sejarah Pantai Boom Tuban yang di Masa Lampau mempunyai peranan penting sebagai jalur pelayaran niaga dan pelabuhan pada masa kerajaan Airlangga, Singasari , Majapahit dan masa awal syiar Islam di Tanah Jawa. Seperti guci, gentong, piring, teko berbahan keramik, persenjataan tradisional dan sebagainya. Katanya sih gituuuu....
wisata pantai boom
Masjid Agung Tuban terihat dari sini
Menurut cerita yang saya baca di dinding area wisata tersebut, Pantai Boom dahulunya adalah sebuah pelabuhan kuno di masa kejayaan Kerajaan Majapahit, dan merupakan tempat singgah para pedagang dan saudagar antar daerah dan negara. Namun sekarang pantai ini berubah menjadi tempat wisata yang begitu indah karena beberapa waktu lalu, pemerintah daerah setempat telah berbaik hati  mengeluarkan dana untuk mempercantik objek wisata pantai ini.
Anggap saja 2 gadis ini sedang syuting film
Memasuki pintu gerbang kedua Pantai Boom, pengunjung sudah disuguhi karya arsitektur indah berupa relief tentara tar-tar di sebelah kiri gerbang dan relief Ronggolawe di sebelah kanannya. Relief-relief tersebut menceritakan tentang tentara tar-tar yang pernah mendarat disini dan sejarah Tuban sendiri.Keren banget deh Reliefnya. Sampai-sampai saya pengen dinding rumah saya nanti ada Relief sejarah berdirinya rumah dan sejarah saya pribadi hahaha :D
Tidak jauh dari pintu masuk terdapat sumber air tawar yang mengalir terus menerus dari sela-sela batu karang. Tapi sekarang batu karangnya udah disulap jadi kolam air mancur yang berada di tengah taman berbentuk lingkaran. Disini pengunjung diperbolehkan mengambil sumber air tersebut untuk dibawa pulang. Tapi Guys, sekering-keringnya Blora dan sesusah-susahnya air di tempat saya, saya juga nggak kebangetan banget deh ngambil air dari Provinsi lain, -_- parah itu ah 

Ini air tawar yang NGGAK BISA DITAWAR
Di dalam kawasan pantai, kita akan menjumpai taman-taman asri yang dihiasi oleh pohon-pohon yang rindang. Kalau saya lihat suasananya sih di i taman ini, pengunjung kayaknya bisa berolahraga seperti jogging, skate board ataupun sekadar berjalan kaki mengelilingi taman.

Pantai Boom Tuban memiliki, semacam “Break Water” atau seperti semenanjung buatan karena panjangnya kurang lebih 1000 m atau 1 kilo meter. Di sisi kanan kiri semenanjung buatan, saat ini masih dipergunakan sebagai tempat sandaran perahu oleh nelayan tradisional setempat.

Pantai Boom Tuban memiliki gelombang kecil seperti halnya pantai utara jawa lainnya, dan kondisi pantainya sangat landai, sehingga sangat memungkinkan untuk dibuat wisata bahari plus segala sesuatu yang menyertainya.
wisata pantai boom tuban
Gazebo
Di sekitar pantai terdapat sebuah jalan yang menjorok ke laut. Jalan ini biasanya digunakan oleh pengunjung untuk bersantai dan menikmati panorama laut ditemani hembusan angin sepoi-sepoi. Disini juga terdapat beberapa gazebo cantik yang digunakan sebagai tempat untuk melihat pemandangan saat matahari terbit ataupun terbenam. Sayangnya saya berada di sana ketika matahari sedang KERJA !

Saya sempat berbincang dengan tukang parkir yang ada di sana. Beliau keren coy, beliau berkeinginan kalau suatu hari nanti pantai boom bisa seperti halnya Tanjung kodok yang sekarang telah berubah menjadi wisata modern WBL. Okeee pak, semoga harapan bapak terwujud ya.
pantai boom tuban
Memancing
Dengan harga tiket masuk sebesar Rp 2.500 per orang, pengunjung bisa menikmati keindahan Pantai Boom sepuasnya. Selain itu disini tersedia perahu nelayan yang bisa disewa untuk mengelilingi Pantai Boom. Dan ada juga beberapa wahana permainan anak yang tersedia di sini. Waktu tempuh dari Kota Cepu sekitar dua setengah jam.

Nggak usah khawatir soal makanan karena di sini banyak banget penjual makanan, baik yang ada di restaurant maupun yang keliling. Dan harganya dijamin normaalll maallll nggak harga kaget kayak di WBL :D 

Oke guys, sekarang saya ajak kamu ke tempat kedua yang kami kunjungi, MASJID AGUNG TUBAN !

[]Lovalia

0 komentar:

WISATA JAWA TIMUR : ADA KEPITING RAKSASA DAN NAGA DI KWAN SING BIO

01.10 Unknown 0 Comments

04092013-kelenteng.jpg 

Nah guys, ini tempat wisata terakhir yang kami kunjungi di Tuban hari ini : KLENTENG KWAN SING BIO. Nggak usah mikir aneh-aneh mengira kami mau numpang sholat Ashar di sini, apalagi ngater Sunti ziarah ke tempat leluhurnya... tidaaakk meskipun iya sih, muka Sunti pantes banget masuk sini hahaha piizzzz :D



Nggak seperti Klenteng batu Sam Po Kong, masuk ke Klenteng kwan Sing Bio GRATISSS tidak dipungut biaya. Kamu cukup perlu meninggalkan KTP aja kepada petugas piket di dekat gerbang masuk.

Nah guys saya pernah melihat dari berita media Klenteng Kwan Sing Bio adalah tempat ibadah Tri Darma yang paling banyak dikunjungi olah para wisatawan, baik dari dalam dan luar kota Tuban, seperti Surabaya dan Semarang, atau bahkan pengunjung dari Singapura, Malaysia dan China.  Wooww kenapa coba ? Mungkin karena GRATIS ? :D hahah ngawur


Kelenteng Kwan Sing Bio memang tampak seperti bangunan kelenteng pada umumnya. Didominasi warna merah, kuning dan hijau  yang  terang   pada bangunannya dengan  banyak hiasan Naga, lampion dan  lilin berbagai ukuran. Dan tentu saja   bau dupa dan hio yang senantiasa menguar dari dalam kelenteng.Namun ternyata ada banyak kisah menarik di kelenteng yang berada sekitar 2 km arah barat dari  pusat kota  ini.

Kelenteng Kwan Sing Bio berada di Jalan  Raya R.E. Martadinata , Tuban – Jawa Timur.  Cukup  mudah menuju  ke kelenteng ini karena lokasinya yang berada di  tepi jalan raya utama jalur Pantai Utara Jawa dengan  banyak angkutan umum yang melintasinya.

Klenteng ini menghadap langsung ke laut lepas dan banyak yang percaya setiap orang yang berdoa di sini akan terkabul doanya. Klenteng Kwan Sing Bio merupakan klenteng yang megah dan salah satu icon di Tuban. Saat Imlek tiba, klenteng ini banyak dikunjungi oleh mereka yang ingin melihat kemeriahan Tahun Baru Cina ini, dimana terdapat pertunjukan barongsai, pertunjukan wayang titi, pesta kembang api hingga atraksi kung fu.



Hiasan Satwa Bermakna Simbolis

Dari banyak artikel yang saya baca Kelenteng Kwan Sing Bio menganut  ajaran Tri Dharma  yaitu Budha, Tao dan Konghucu dengan pemujaan pada dewa utamanya yaitu Dewa Kwan Kong.  Selaras dengan arti nama Kwan Sing Bio yang berarti kelenteng untuk memuja dan menghormati Dewa Kwan Kong.

Sebelum memasuki kelenteng Kwan Sing Bio, sebuah gerbang dengan bentuk khasnya akan menyambut pengunjung kelenteng. Di bagian atas gerbang itu terdapat hiasan seekor kepiting yang berukuran cukup besar. Di Indonesia, hiasan kepiting itu konon cuma  ada di kelenteng ini. Waah kalau begitu saya harus segera membuat kepiting yang lebih besaaarrrr :D

Hiasan kepiting yang seolah menjadi ikon Kelenteng Kwan Sing Bio itu  ternyata berkaitan dengan sejarah awal  kelenteng yang diperkirakan dibangun pada abad 18 ini.  Karena dulunya , lokasi dibangunnya kelenteng ini adalah daerah tambak dengan banyak hewan kepiting hidup dan berkembang biak di sekitarnya.

“ Untuk mengenang bagian dari sejarah tempat awal dibangunnya kelenteng Kwan Sing Bio itulah  kemudian digunakan hewan kepiting sebagai hiasan di kelenteng , “ ujar salah seorang Bapak yang iseng-iseng saya tanyai.
Kwan Sing Bio
Tak hanya itu, hewan kepiting itu ternyata juga bermakna simbolis karena dipercaya dapat memberi perlindungan  pada kelenteng dan umatnya dari pengaruh unsur-unsur jahat sekaligus mengusirnya.

Makna-makna simbolis tentang nilai-nilai kehidupan itu  juga terdapat pada banyaknya hiasan satwa pada beberapa bagian bangunan kelenteng baik yang berupa relief, patung, lukisan dan sebagainya.

Sekitar 5 meter tepat di belakang gerbang, bangunan utama kelenteng Kwan Sing Bio berdiri dengan anggunnya. Di bagian depan kelenteng dan di dalam bangunan utama pada sebelah kanan dan kiri pintu masuk terdapat sepasang patung singa dengan posisi duduk .  Patung singa ini juga bermakna simbolis sebagai kekuatan dan penjaga kelenteng.  Kenapa mereka nggak sewa satpam aja ya buat jaga ?



Nah karena ketika saya berkunjung ke sana Klenteng sedang dipugar di beberapa tempat dan kita nggak boleh masuk, makanya artikel tentang ruangan-ruangan dalam Klenteng ini saya ambil dari berbagai sumber .  Lumayanlah buat tambahan wacana.

Arca Dewa Kwan Kong

Bangunan utama kelenteng Kwan Sing Bio terbagi menjadi 3  bagian ruangan dengan banyak petugas kelenteng yang hilir mudik membantu keperluan umat kelenteng. Ruangan yang pertama di bagian depan untuk membakar dupa dan hio dengan terdapat banyak lilin berbagai ukuran . Di ruangan ini sambil membakar dupa atau hio, umat  kelenteng bersembahyang dengan menghadap utara, ke arah laut.

Sedangkan di ruangan yang kedua yang berada di bagian tengah digunakan untuk melakukan  sembahyang dan juga menaruh buah-buah persembahannya.

Untuk ruangan ketiga yang terdapat di bagian belakang inilah terdapat Arca Dewa Kwan Kong dan arca dewa-dewa lainnya yang dikeramatkan. Umat dan pengunjung kelenteng dilarang keras untuk memotret ruangan ini dengan segala isinya. Waahhh jadi penasaran :D

Di depan arca Dewa Kwan Kong inilah biasanya umat atau pengnjung kelenteng melakukan ritual jiam sie untuk berbagai keperluan seperti kelancaran usaha, kesehatan dan pengobatan atau sekedar  untuk menerawang peruntungan dan nasib pada karir, jodoh dan sebagainya.  

Kompleks kelenteng Kwan Sing Bio memiliki luas areal  sekitar 4-5 hektar dengan berbagai bangunan dan fungsi,  yang menjadikan kelenteng ini dikenal sebagai kelenteng yang paling besar dan luas di Indonesia.

Di sebelah barat  kelenteng terdapat ruangan untuk  pembaca jiam sie,  kantor, berlatih barongsai dan liang-liong,dan  stand souvenir. Sedangkan di sebelah  timur terdapat  ruangan Altar Tri Nabi untuk beribadah umat Tri Darma. Di ruangan ini  terdapat arca  Nabi Khong Hu Cu, Nabi Lao Tze dan Budha Gautama. Di dekat pintu masuknya terdapat   pajangan seekor harimau yang telah diawetkan. Ada juga  panggung mini untuk pementasan kesenian wayang potehi.


Legenda Sembilan Gada Suci

Di belakang bangunan utama kelenteng terdapat taman yang disebut Taman Dua Naga karena disana terdapat patung sepasang  naga.

Yang menarik, di belakang taman itu terdapat  bangunan  Sembilan  Gada Suci untuk menyimpan bendera dan panji-panji, barongsai, dan liang-liong khusus untuk persembahyangan dan pemujaan Dewa Kwan Kong, Di dalam ruangan yang berkaca ini  juga terdapat patung Dewa Kwan Kong yang berukuran cukup besar.

Sementara di bagian luarnya pada sebelah kanan-kiri dan depan terdapat patung-patung para tokoh  pembesar dalam sejarah dan legenda China. Patung-patung itu ditampilkan dengan penggarapan pada ekspresi, detail  dan  warna yang cukup bagus dan menarik.

Di belakang bangunan  Sembilan Gada Suci terdapat ruangan semacam aula  yang cukup luas dengan relief-relief  berisi kisah legenda China  yang berukuran cukup besar  pada dinding di  bagian barat dan timur.

Pada langit-langit ruangan ini terdapat ornament bergambar lambing umat Tri Darma yaitu Swastika ( Budha ) , Yin dan Yang ( Khong Hucu )  dan Genta Rohani ( Konfusius ). Katanya ruangan ini dulunya digunakan sebagai tempat menginap bagi umat atau pengunjung yang ingin bermalam dengan menggelar karpet atau matras yang disediakan oleh pihak kelenteng.

Welcome to my palace :D
Melangkahkan kaki  keluar dari ruangan ini di bagian belakangnya terdapat halaman yang sangat luas. Di halaman inilah terdapat bangunan yang cukup megah laksana istana kaisar China lengkap dengan gerbang, taman , kolam dan jembatan penghubung .

Keren kan ?

Ini istana pribadi saya haha
Di klenteng ini juga ada bangunan yang cukup menarik dan artistik yang digunakan  sebagai panggung terbuka untuk pentas kesenian ala Tionghoa.  Banyak pengunjung yang masuk ke istana ini untuk menikmati keindahannya sambil tak lupa berfoto ria.

Di sebelah barat terdapat bangunan yang berfungsi sebagai tempat makan dan dapur umum. Siapapun dan kapan pun boleh makan disana secara gratis dengan jenis makanan  yang disediakan oleh pihak kelenteng.
 
Di belakang  bangunan pangggung kesenian  ini  terdapat bangunan bertingkat yang besar dan   megah dengan hiasan kepiting di bagian atasnya . Seolah  belum lengkap, di  kompleks  kelenteng ini  rencananya juga menyusul akan dibangun Pagoda Sembilan Lantai yang sangat megah.

Selain relief dan patung naga dan singa ,pada beberapa bagian bangunan di kelenteng   juga terdapat relief bergambar burung phoenix ( Feng ), kuda bertanduk atau Unicorn ( Kili ), kuda ( Ma), rusa, bangau dan harimau dengan arti filosofisnya masing-masing.  
The Great Wall

Ada hal yang menarik di  lorong pintu masuk di  sebelah barat kelenteng yang terdapat pilar-pilar berhiaskan relief naga dan burung Hong. Selain itu juga terdapat relief berukuran jumbo dengan  nuansa tiga dimensinya. Relief itu bergambar Candi Borobudur dan Peta Indonesia di dinding sebelah barat, kemudian Tembok raksasa dan peta Republik Rakyat China di dinding sebalah Timur. Hmmm .... mungkinkah ini hubungan yang sangat erat antara Indonesia dan China ?? Kebetulan kami masuk dan keluar melalui pintu ini
 
Borobudur

Republik Indonesia

Republik Rakyat China




Ritual Tolak bala

Kelenteng Kwan Sing Bio sering digunakan sebagai tempat untuk  ritual Ciswak atau Fung Shen . Keduanya adalah ritual untuk membuang sial bagi orang yang sedang bermasalah pada kehidupannya  atau yang merasa shio-nya  jiong ( bertentangan)  dengan tahun yang sedang dijalani.

Kedua ritual itu dilakukan dengan membeli seekor atau beberapa ekor penyu atau kura-kura  dan menuliskan doa-doa dan nama yang bersangkutan pada tempurung (karapas) penyu atau kura-kura dalam huruf  Cina. Ritual dilakukan  di halaman kelenteng oleh petugas pembaca Jiam sie.

[]Lovalia : berbagai sumber


0 komentar:

WISATA JAWA TIMUR : GOA AKBAR, LEGENDA MASA LALU DI TUBAN

00.16 Unknown 0 Comments

Goa Akbar. Terik mentari memapar Bumi Tuban, menemani setiap warganya melanjutkan aktivitas. Di Pasar Baru Tuban, riuh rendah percakapan antara penjual dan pembeli terus menggaung bagaikan orkestra kehidupan yang dinamis. Dan di antara riuh rendah kesibukan itu, empat orang anak muda dengan tampang yang mulai kucel memasuki arena parkir Goa Akbar Tuban. Siapa? Ya iyalah siapa lagi kalau bukan saya, Sunti, Gresninda dan Alfian Kami bertekad minimal hari ini harus dapat mengunjungi tiga atau empat objek wisata di Tuban. udah jauh-jauh re -_-
legenda goa akbar
Goa Akbar
Ini kedua kalinya saya berkunjung ke Goa Akbar. Ketika dulu saya berkunjung saya baru saja menyelesaikan ujian akhir di SMP. Hiks jadi kangen gank kesayangan saya : FIVE GIRL.
wisata goa akbar
Indah kan ?
Oke balik lagi... dan ditengah hiruk pikuk itu ada sebuah tempat yang menjanjikan ketenangan, kedamaian, keheningan, atau apapunlah namanya. Tepat di bawah tanah yang kami pijak, tak lebih dari 10 meter dalamnya, ada sebuah goa yang dinding-dindingnya menyimpan rahasia masa lalu. Goa Akbar namanya, dialah saksi bisu segala kedigdayaan kota Seribu Goa tersebut.  
Goa Akbar memiliki luas 1 hektar dan mengandung kisah religi yang sangat tinggi. Diceritakan, dulu Sunan Bonang mengetahui goa ini atas ajakan Sunan Kalijaga yang saat itu masih dikenal sebagai Brandal Lokajaya.Goa Akbar dijadikan sebagai tempat tinggal Brandal Lokajaya setelah diusir oleh ayahnya, Wilotikto, Bupati Tuban ke-9.
Ketika memasuki goa, Sunan Bonang terpesona dan seketika berucap "Allahu Akbar". Sejak itulah goa yang terletak di tengah Kota Tuban itu disebut Goa Akbar. Versi lain diceritakan, bahwa di sekitar goa banyak dijumpai pohon Abar. Masyarakat setempat kemudian menyebutnya Ngabar. Kata "Ngabar" berasal dari bahasa Jawa yang berarti latihan. Tapi ada juga yang mengatakan goa ini disebut Goa Akbar karena memang goa ini sangat luas sekali. Ah, entahlah mana yang benar yang jelas saya hanyalah wisatawan yang berkewajiban menikmati keindahan wisata itu hahah :D

Oke sip, dalam catatan kali ini saya akan menuliskan kembali sejarah yang saya baca di pintu masuk Goa Akbar ya. Agak-agak versi dikit lah yaaa...
Konon, goa ini pernah menjadi tempat latihan ilmu kanuragan prajurit Ronggolawe, yang ketika itu berencana mengadakan pemberontakan ke Kerajaan Majapahit. Pemberontakan itu disulut oleh ketidakpuasan Ronggolawe atas pelantikan Nambi sebagai Maha Patih Majapahit. Karena seringnya dijadikan tempat latihan, goa dan daerah sekitarnya dijuluki Ngabar, yang kemudian menjadi nama dusun yaitu Dusun Ngabar, Desa Gedongombo, Kecamatan Semanding. Enak banget ya ngasih namanya.
Dahulu, goa yang diperkirakan berusis 20 juta tahun ini sempat dilupakan dan menjadi tempat pembuangan sampah oleh masyarakat. Namun pada 1998, Pemkab Tuban berinisiatif membersihkan goa ini dan mengelolanya dengan baik.
goa akbar tuban
Pagar Steinless
Kini goa ini diisi berbagai fasilitas. Jauh dari perkiraan wisatawan tentang goa yang gelap dan berbau kotoran kelelawar, kini di dalam goa telah dibangun jalur dari paving block yang dibatasi oleh pagar steinless steel. Selain pagar pembatas, di lintasan sepanjang 1,2 kilometer itu tertempel larangan balik arah, agar pengunjung tidak sampai kebablasan tanpa memperhitungkan keselamatan. Di sana juga terdapat sumber air yang bernama Kedung Tirta Agung. Walaupun memang di beberapa sudut bau kotoran memang sangat menyegat sih -_-
Ruang dalam goa tampak kian menarik dengan dekorasi lampu hias. Sinar lampu itu membantu menampilkan dimensi bebatuan yang mengagumkan.Sepanjang lintasan ini terdapat setidaknya tiga ruang besar semacam hall. Ruang besar ini kerap menjadi terminal pengunjung untuk bersantai sejenak.
Selain itu, di depan musholla terdapat ruang yang sangat luas yang dikenal sebagai Paseban Para Wali, atau tempat para wali menyampaikan fatwa dan ajaran agama. Paseban itu mirip ruang pertemuan. Stalaktit dan stalagmit juga seakan menjadi hiasan ruangan. Itu ditambah dengan adanya batu-batu besar yang terletak di bagian depan ruang, seakan menjadi podium bagi pembicara. Beberapa tempat di Goa Akbar akhirnya dipercaya sebagai tempat berkumpul dan bermusyawarah para sunan.
 
Namun, di balik berbagai cerita-cerita yang merupakan percampuran dari berbagai legenda dan kepercayaan itu, Goa Akbar tetap merupakan tempat yang sangat penting. Di samping sebagai tempat wisata, goa ini juga memiliki arti bagi ilmu pengetahuan, baik sejarah, arkeologi, maupun ziarah agama. Jangan sampai goa ini bernasib sama dengan tempat-tempat bersejarah lain yang penuh dengan grafiti modern, atau coretan-coretan tangan.

[]Lovalia

 

0 komentar: