WISATA KOTA TUA JAKARTA

10.22 Unknown 0 Comments


Yeaayyy ... akhirnya , kesempatan untuk mengunjungi kota kelahiran datang lagi. Kali ini saya tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk jalan-jalan. Tujuan saya pastinya .... KOTA TUA JAKARTA. Yups , saya memang mencintai tempat-tempat yang penuh nuansa sejarah.


BAGAIMANA AKSES MENUJU KE SANA ?

Banyak sekali aksesnya. Saya sarankan yang termudah- commuter line. Naiklah commuter line dengan tujuan Jakarta Kota. Juga terdapat halte bus TransJakarta khusus untuk Jakarta Kota. Untuk kereta dari Bekasi ke Jakarta Kota, hanya 30 menit saja.
Harga tiket commuter line: Rp3.500,00
Harga TransJakarta: Rp3.500,00 

Atau kalau kamu sedang ingin benar-benar menikmati jakarta naiklah BAJAJ. :D Yapss .. bajaj.




TEMPAT BELAJAR SEJARAH

Untuk kali ini, saya banyak mengutip wikipedia.org untuk mengetahui betapa menyenangkannya belajar sejarah dengan melihat langsung!

Kota Tua Jakarta terbentang seluas 1,3 kilometer persegi di antara Jakarta Utara hingga Jakarta Barat. Mendapat julukan "Permata Asia" dan "Ratu dari Timur" pada abad ke-16 oleh pelayar Eropa karena dianggap sebagai pusat perdagangan untuk Asia, yang lokasinya strategis dengan sumber daya yang melimpah. 

Ketika anda ke sini menggunakan kereta, anda akan turun di Stasiun Jakarta Kota atau Stasiun Beos. 
Stasiun ini adalah satu dari sedikit stasiun di Indonesia yang bertipe terminus (perjalanan akhir), yang tidak memiliki kelanjutan jalur. Banyak versi tentang makna Beos, yang pertama Beos adalah kependekan dari Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschapij (Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur), sebuah perusahaan swasta yang menghubungkan Batavia dengan Kedunggedeh. Versi lain, Beos berasal dari kataBatavia En Omstreken, yang artinya Batavia dan Sekitarnya, di mana berasal dari fungsi stasiun sebagai pusat transportasi kereta api yang menghubungkan Kota Batavia dengan kota lain seperti Bekassie (Bekasi),Buitenzorg (Bogor), Parijs van Java (Bandung), Karavam (Karawang), dan lain-lain.

Stasiun Beos merupakan karya agung Ghijsels yang dikenal dengan ungkapan Het Indische Bouwen yakni perpaduan antara struktur dan teknik modern barat dipadu dengan bentuk-bentuk tradisional setempat. Karya beliau lainnya yang anda dapat lihat adalah gedung Departemen Perhubungan Laut di Medan Merdeka Timur, Rumah Sakit PELNI di Petamburan yang keduanya di Jakarta dan Rumah Sakit Panti Rapih di Yogyakarta. Dari stasiun Beos, anda tinggal berjalan lurus saja untuk masuk ke area Kota Tua 


TANAH DERETAN MUSEUM 

Inilah ikon Kota Tua, Museum Fatahillah. Nama resminya adalah Museum Sejarah Jakarta. Nama Fatahillah menjadi terkenal karena museum ini berlokasi di Jalan Taman Fatahillah no. 1. Dulunya tempat ini bernama Staadhuis. Museum Sejarah Jakarta saat ini sedang dalam tahap renovasi dan akan dibuka kembali pada Januari 2015. Museum ini adalah salah satu dari beberapa museum yang ada di kota Tua. Cobalah untuk masuk ke Museum Wayang yang terletak di seberang, Museum Bank Mandiri, Museum Bank Indonesia, Museum Syahbandar, dan Museum Bahari.

Rata-rata tiket museum adalah Rp5.000,00. 
Semua museum libur pada hari Senin dan buka hanya hingga pukul 3 sore.







MAKANAN YANG SATU ZAMAN

Semua mengenal kerak telor sebagai makanan khas Jakarta atau suku Betawi, namun, apakah anda tahu Selendang Mayang? Selendang Mayang adalah es. 

Minuman ini sering disajikan pada Lebaran Betawi dengan label "minuman Betawi jadul". Tidak hanya menyegarkan, es Selendang Mayang juga mengurangi rasa lapar karena dibuat dengan bahan dasar tepung beras. Beberapa penjual di kota tua membuat minuman ini dengan bahan dasar tepung hunkwe dengan alasan lebih mudah dan efisien. Harga es selendang mayang: Rp5.000,00 


FOTO DULU

Fasilitas ini sering digunakan untuk foto sebagai bukti pernah mengunjungi Kota Tua. Sepeda jadul dan topi untuk wanita seperti masa 1800an. Dengan dua puluh ribu rupiah, anda dapat menggunakan sepeda ini berboncengan selama 30 menit. 

Beberapa ikon menarik lainnya adalah tokoh-tokoh zaman dahulu yang dihidupkan oleh seniman jalanan. Mereka berdandan menyerupai pejuang dan masyarakat zaman dahulu. Anda dapat berfoto bersama mereka dan memberikan uang seikhlas anda. Ada pula pertunjukkan pantomim yang dapat menghibur secara gratis.




TELUSURI KESELURUHAN TEMPAT

Kota Tua tidak hanya sebatas lapangan besar di depan Museum Fatahilah. Berjalanlah kaki lebih banyak, menyusuri gang-gang antara bangunan tua. Anda mungkin saja menemukan pameran gratis, pusat pernak-pernik, restoran, dan bangunan-bangunan usang. Semuanya pas untuk diabadikan dengan kamera.





[]Lovalia 

0 komentar:

WISATA MUSEUM BANK INDONESIA , KOTA TUA, JAKARTA

09.48 Unknown 0 Comments

Berlokasi di Jalan Pintu Besar Utara No. 3, Jakarta Barat, museum ini ada di depan stasiun kereta Beos Kota, tepat di samping Museum Bank Mandiri. Awalnya, di atas lahan ini berdiri rumah sakit Binnen Hospitaal, lalu sejak 8 April 1828 beralih fungsi menjadi bank, De Javasche Bank. Pasca kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya pada tahun 1953 bank ini dinasionalisasikan menjadi Bank Indonesia. Kantor Bank Indonesia lalu berpindah ke gedung baru pada tahun 1962, sedangkan gedung lamanya yang penuh nilai sejarah itu dilestarikan menjadi Museum Bank Indonesia.

Peresmiannya terbagi dalam dua tahap. Peresmian tahap pertama (soft opening) pada 15 Desember 2006 dilakukan oleh Burhanudin Abdullah, gubernur Bank Indonesia saat itu. Sedangkan peresmian tahap berikutnya (grand opening) oleh Susilo Bambang Yudhoyono, presiden RI, pada 1 Juli 2009.

Hasil gambar

Ngga seperti museum pada umumnya yang terkesan suram dan agak spooky, Museum Bank Indonesia sangat memikat bahkan sejak saya masih berada di halamannya. Gedung museum yang bergaya arsitektur neo-klasik Eropa ini tampak kokoh dan megah. Gedung dibangun pada 1910 (80 tahun setelah berdirinya De Javasche Bank) dan dirancang oleh biro arsitek Cuypers & Hulswit.

Hasil gambarSebelum memasuki gedung, saya dipersilakan oleh penjaga keamanan untuk melewati detektor logam terlebih dulu. Lalu saya menitipkan tas kepada petugas di lobi, dan memperoleh selembar tiket masuk. Tiketnya ternyata tidak dipungut biaya alias gratis lho. Catet ya!

Memasuki ruangan-ruangan berikutnya, saya asyik menelusuri sejarah perbankan Indonesia sejak masa berjayanya kerajaan-kerajaan Nusantara hingga pasca terbentuknya Bank Indonesia. Semua disajikan apik melalui teknologi modern dan multimedia, seperti proyektor, layar sentuh, televisi plasma, pemutaran film dan diorama. Sama sekali ngga membosankan! 

Ngga perlu kuatir bakal nyasar, karena ada panah petunjuk di lorong-lorong penghubung antar ruangan, dan petugas-petugas yang siap membantu kamu. Di sebuah ruangan, ada proyektor khusus yang menampilkan animasi uang jatuh. Coba deh tangkap satu koin. Selanjutnya akan muncul informasi seputar sejarah koin itu. Keren. 

Buat kamu yang ingin menonton film tentang serba-serbi Bank Indonesia, mulai dari sejarahnya sampai peran dan kebijakannya di dunia moneter Indonesia, simak aja pengumuman dari pengeras suara ya. Biasanya petugas akan memberitahukan bahwa akan ada pemutaran film di ruang teater. Selain itu, ada brankas berpintu baja yang di dalamnya terdapat ruang numismatik. Di sini, saya bisa mengamati koleksi alat tukar menukar di Indonesia sepuasnya. Ada uang kertas, ada juga yang terbuat dari logam. Ternyata ukurannya ada yang sekecil kancing baju lho. Masing-masing koleksi dilengkapi dengan secarik informasi dan kaca pembesar, jadi kalau kamu mau memelototi detil-detil bentuk mata uang, bisa bangetlah. Hehe. 

Selain itu, ada juga berbagai diorama yang menampilkan transaksi-transaksi keuangan dan perdagangan di Indonesia. Ada diorama berupa pelabuhan Batavia, diorama berupa loket teller bank tempo dulu, dan lain-lain. Di luar ruangan, saya sempat berfoto wajah di replika raksasa uang kertas pecahan sepuluhribu rupiah. Terakhir, di dekat pintu keluar ada toko cinderamata lho buat pengunjung yang tertarik dengan suvenir khas Museum Bank Indonesia.

Singkat kata, museum ini keren banget dan terpelihara. Alangkah baiknya jika kita sebagai pengunjung ikut menjaga kebersihan dan keutuhan museum, misalnya dengan tidak membuang sampah sembarangan, dan mengindahkan larangan yang ada seperti larangan memotret dengan lampu kilat di ruangan-ruangan tertentu, atau larangan menduduki bangku properti museum di ruang rapat. 

Saya dengar, museum ini telah menambah berbagai fasilitas baru sejak peresmiannya tahun 2009 lalu. Antara lain perluasan ruang numismatik, penambahan ruang baru seperti ruang kerja direktur De Javasche Bank, ruang koleksi buku dan ruang pencetakan dan pengedaran uang. 

Aaah, saya jadi pingin ke sana lagi! Yuk. :D 


Museum Bank Indonesia
Pintu Besar Utara No. 3 Jakarta Barat
Telp : (021) 2600158 Ext 8111, 8102, 8100
Jam Buka :
Selasa – Kamis : 08.30 – 14.30
Jumat : 08.30 – 11.00
Sabtu – Minggu : 09.00 – 16.00
Senin & hari libur nasional : Tutup

[]Lovalia 
Dengan memadukan beberapa sumber 

0 komentar:

WISATA MUSEUM BANK MANDIRI , KOTA TUA , JAKARTA

09.28 Unknown 0 Comments

Sejarah Singkat Museum Bank Mandiri
Berangkat dari rangkaian sejarah bank-bank pendahulu maupun bank-bank merger yang melebur menjadi PT Bank Mandiri, maka diperlukan upaya untuk menjaga agar rangkaian sejarah tersebut tidak terputus dan terlupakan begitu saja. Hal ini dilakukan dengan cara mengabadikan koleksi perkembangan sejarah Bank Mandiri secara utuh.
Diharapkan, paparan sejarah tersebut akan bermanfaat, tidak saja untuk mengenang kembali nilai-nilai historis yang terkandung di dalamnya, tetapi juga sebagai pemicu kemajuan dunia perbankan nasional pada umumnya.
Gagasan tersebut di atas menjadi pertimbangan Manajemen Bank Mandiri dalam merencanakan sebuah museum yang menyajikan sejarah perkembangan terbentuknya Bank Mandiri. Lokasi yang diperuntukan sebagai museum adalah aset gedung di Jalan Lapangan Stasiun Nomor 1 Jakarta-Kota, yang juga merupakan Bangunan Cagar Budaya berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta No. 475 tahun 1993.
Visi yang diemban oleh Museum Bank Mandiri adalah menjadi museum perbankan yang berstandar internasional yang informatif, inspiratif, dan bermanfaat bagi masyarakat. Adapun misinya adalah mengembangkan Museum Bank Mandiri sebagai pusat dokumentasi sejarah Bank, sebagai sarana kultural-edukatif dan rekreatif bagi masyarakat, pengelolaan museum dengan manajemen profesional, turut berpartisipasi dalam revitalisasi bangunan bersejarah di kawasan “Kota Tua Jakarta” sebagai tempat tujuan wisata, serta menjalin kerja sama dengan semua pihak dalam rangka pengembangan museum.
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Propinsi DKI Jakarta No. 237 tahun 2005, tanggal 19 Desember 2005 Gedung Museum Bank Mandiri mendapatkan penghargaan ”Sadar Pelestarian Bangunan Cagar Budaya tahun 2005” di wilayah DKI Jakarta.

Sejarah Gedung
Museum Bank Mandiri yang terletak di Jalan Lapangan Stasiun Nomor 1 (Stationsplein 1 – Binnen Niuewpoortstraat) merupakan bangunan peninggalan masa kolonial. Dahulunya berada dalam satu taman yang menyatu dengan Stasiun Kereta Api Jakarta-Kota atau Beos (Bataviasche Oosterspoorweg Maatschappij).
Awal sejarahnya bangunan ini merupakan Kantor Wilayah Nederlandsche Handel Maatschappij (NHM) di Hindia Timur yang lebih dikenal dengan nama de Factorij Batavia.
Bangunan ini dirancang oleh arsitek NHM, J.J.J. de Bruyn bekerja sama dengan arsitek Belanda lainnya, A.P. Smits dan C. van de Linde yang keduanya bekerja pada biro arsitek Hulswit, Fermont and Ed. Cuipers.
Gedung berdiri di atas lahan seluas 10.039 M2 ini, diresmikan pada 14 Januari 1933, oleh C.J. Karel van Aalst, Presiden NHM ke-10. Pemancangan diawali dengan tiang beton bulan Juli 1929 oleh biro konstruksi NV Nedam (Nederlandse Aanneming Maatshappij).
Arsitektur gedung berlantai empat seluas 21.509 M2 ini cenderung sederhana, berbentuk simetris dengan keberadaan taman di tengah gedung, dan main entrance tepat di tengah bagian depan bangunan. Lantai dasar gedung ini dibuat lebih tinggi dari jalan raya, sehingga kesan entrance-nya terasa anggun. Lantai lobi, ruang rapat, dan ruang direksinya memakai bahan mozaik keramik bercampur kaca (glasmozaiek-tegels). Sedangkan ruangan yang lain memakai tegel ubin (vloertegels) berwarna hitam, abu-abu dan merah.
Dengan lahirnya Bank Mandiri tanggal 2 Oktober 1998 dan bergabungnya empat bank pemerintah: Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Bumi Daya (BBD), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) ke dalam Bank Mandiri, maka gedung warisan sejarah ini pun beralih menjadi salah satu aset Bank Mandiri.

Lokasi Museum Bank Mandiri
Museum Bank Mandiri bisa dicapai dengan berbagai cara. Cara termudah adalah menggunakan bus Transjakarta. Museum Bank Mandiri persis berada di seberang terminal pemberhentian terakhir bus Transjakarta.
Bila menggunakan kereta api, Museum Bank Mandiri juga berseberangan lokasinya dengan Stasiun Jakarta Kota atau populer disebut Stasiun Beos.
Banyak museum di kawasan ini. Ada juga Museum Bank Indonesia, Museum Sejarah Jakarta, Museum Wayang, Museum Keramik, dan Museum Seni Rupa. Museum-museum ini saling berdekatan letaknya. Jadi manfaatkanlah waktu Anda sebaik mungkin di kawasan ini.


Koleksi Museum Bank Mandiri
Persyaratan bagi materi koleksi museum adalah benda asli, reproduksi atau miniatur. Benda-benda ini pun harus mempunyai nilai sejarah, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan. Harus pula mencerminkan proses perkembangan lahirnya Bank Mandiri. Bahkan keberadaannya harus merupakan bukti pelaksanaan fungsi dan kegiatan bank yang mewakili suatu fenomena atau kecenderungan tertentu serta dapat diidentifikasi asal-usul, tipe/gaya, periode waktu, maupun fungsi kegunaannya sehingga dapat dijadikan suatu monumen sejarah atau diperkirakan menjadi monumen sejarah di masa depan.
Materi koleksi yang ada di Museum Bank Mandiri terdiri atas jenis perlengkapan operasional bank, surat berharga, numismatik, arsip sejarah, dan jenis koleksi lainnya seperti perlengkapan pendukung operasional bank dan bahan pustaka.


Koleksi perlengkapan operasional bank tempo dulu yang unik, antara lain:
* peti uang,
* mesin hitung uang mekanik,
* kalkulator,
* mesin pembukuan,
* mesin cetak,
* alat pres bendel,
* seal press,
* brandkast,
* safe deposit box,
* anak kunci lemari/pintu besi serta aneka surat berharga, seperti bilyet deposito, sertifikat deposito, cek, obligasi dan saham.
Ornamen bangunan, interior, dan furnitur asli dari gedung museum yang merupakan benda cagar budaya juga merupakan bagian dari koleksi yang perlu dilestarikan.
Adapun koleksi pendukung operasional lainnya adalah sarana promosi, komunikasi, ekspedisi dan kesekretariatan, seragam pegawai dan perlengkapannya, peralatan teknologi informasi, komponen bangunan dan miniatur gedung kantor, serta perlengkapan sekuriti dan rumah tangga lainnya.
Sesuai kurun waktunya, koleksi Museum Bank Mandiri dapat dikelompokkan berdasarkan periode bank-bank pendahulu mulai tahun 1826-1959/1960 dengan koleksi berasal dari masa NHM, Escomptobank, NIHB/NHB dan BIN, periode bank-bank bergabung tahun 1959/1960-1998 masa BBD, BDN, Bank Exim dan Bapindo, serta periode awal merger Bank Mandiri sampai dengan go public tahun 1999-2003.

Jam Buka dan Tiket Masuk
Selasa – Minggu: Pukul 09.00 – 16.00
Senin & Hari libur nasional: Tutup
Dewasa: Rp 2.000
Anak-anak: Gratis
Nasabah Bank Mandiri: Gratis

Alamat Museum Bank Mandiri

Jalan Lapangan Stasiun 1*, Jakarta Barat 11110
Telepon: +62 21 690-2000 
email: museum@bankmandiri.co.id
*disebut juga Jalan Pintu Besar Utara 1

[]Lovalia
Artikel : https://jakartalama.wordpress.com
Foto : Koleksi Pribadi

0 komentar: